Kherson, (Ampera-news.com)– Sebanyak tujuh orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan Ukraina di kota Nova Kakhovka yang dikuasai Rusia di wilayah Kherson. Pejabat yang didukung Rusia mengatakan, serangan tersebut meledakkan gudang pupuk dan merusak bangunan sekitarnya.
Para pejabat Ukraina mengatakan, pasukan mereka menghancurkan gudang amunisi di Nova Kakhovka. Juru bicara administrasi Odesa, Serhiy Bratchuk, mengatakan Nova Kakhovka sekarang dikurangi gudang amunisinya.
“Sudah pasti ada tujuh orang tewas dan sekitar 60 orang terluka,” lapor kantor berita negara Rusia, TASS, dikutip oleh Al Jazeera, Rabu, 13 Juli 2022.
“Masih banyak orang di bawah reruntuhan. Yang terluka dibawa ke rumah sakit, tetapi banyak orang diblokir di apartemen dan rumah mereka,” sambung Vladimir Leontyev, kepala administrasi militer-sipil Distrik Kakhovka di wilayah Kherson.
Sementara itu, layanan darurat Ukraina mengatakan jumlah korban tewas dari serangan roket Rusia akhir pekan, naik menjadi 33 jiwa. Serangan itu menghantam sebuah blok apartemen di kota Donetsk, Chasiv Yar.
Sebanyak sembilan orang berhasil diselamatkan sejauh ini. Seorang korban mengatakan, dia dilempar ke kamar mandi dalam serangan itu. “Semuanya kacau, saya terkejut, semua berlumuran darah,” katanya.
“Saat meninggalkan kamar mandi, ruang itu penuh dengan puing-puing. Yang saya tahu, tiga lantai ambruk,” sambung dia.
Serangan terhadap Chasiv Yar adalah bagian dari dorongan Rusia untuk merebut semua wilayah industri Donbas di timur, sebagian dikendalikan proksi separatis sejak 2014, setelah menyatakan kemenangan di provinsi Luhansk awal bulan ini.
Pakar militer mengatakan, Rusia menggunakan rentetan artileri untuk membuka jalan bagi dorongan baru untuk wilayah oleh pasukan darat. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia bertujuan untuk menyerahkan kendali Donbas kepada separatis.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Moskow memiliki keuntungan besar dalam artileri dan meminta sekutu untuk memberikan bantuan militer tambahan.
Ukraina mengatakan, pasukan Rusia menargetkan warga sipil sejak mereka menyerang pada 24 Februari, meninggalkan kota-kota dan desa-desa dalam reruntuhan. Moskow menolak tuduhan itu dan sebaliknya mengatakan Ukraina bertanggung jawab atas kematian warga sipil.(ADM)
Discussion about this post