Ilustrasi. Kebersamaan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto saat Pilkada DKI 2017 silam.
Jakarta, www.Ampera News.com Indonesia — Nama bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan tak diikutsertakan dalam simulasi survei capres untuk Pilpres 2024 yang baru-baru ini dilakukan LSI Denny JA.
Dalam rilis survei yang dilaksanakan Senin (31/7), Anies malah masuk ke dalam bursa cawapres untuk Ketum Gerindra yang kini Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
Dalam surveinya, LSI Denny JA menyorongkan sejumlah nama cawapres bagi bakal capres dari PDIP Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto yang berawal dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Beberapa nama itu dianggap potensial untuk mendongkrak elektabilitas Ganjar dan Prabowo sebagai dua nama bakal capres teratas dalam survei-survei LSI Denny JA sebelumnya.
Beberapa nama itu, dianggap bisa menutupi kekurangan Ganjar dan Prabowo, baik dari segi elektabilitas pada persebaran wilayah maupun kemampuan dalam isu tertentu terutama ekonomi.
Seperti dikutif dari cnn Indonesia selasa 1 Agustus 2023
Dari sejumlah nama itu, LSI Denny JA menganggap Anies Baswedan bisa menjadi cawapres Prabowo Subianto jika gagal mendapat tiket maju dalam pencalonan presiden.
“Anies Baswedan juga dapat dipertimbangkan sebagai cawapres jika ia gagal mendapatkan tiket capres,” demikian dikutip dari rilis LSI Denny JA.
Selain Anies, sosok cawapres yang dianggap mampu menambal kekurangan Prabowo ada nama Gibran Rakabuming Raka (Wali Kota Solo yang juga putra sulung Presiden Jokowi), Airlangga Hartarto (Ketum Golkar dan Menko Perekonomian), Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur), dan Erick Thohir (Ketum PSSI yang juga Menteri BUMN).
Nama Gibran dan Khofifah menurut LSI Denny JA dianggap mampu menambal kekurangan Prabowo untuk memperkuat basis pemilih di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasalnya, menurut survei mereka, Prabowo tertinggal dari Ganjar di dua provinsi itu.
Sedangkan, nama Erick Thohir dan Airlangga masuk dalam bursa cawapres Prabowo untuk memperkuat isu ekonomi. Airlangga dianggap potensial karena selain sebagai Ketua Umum Partai Golkar, dia juga memiliki kapasitas pada isu ekonomi.
“Di samping memiliki kompetensi isu ekonomi, ia juga Jetum Partai Golkar, partai terbesar nomor dua. Airlangga juga memiliki akses ke sumber dana”.
Sementara, beberapa nama potensial cawapres untuk mendampingi Ganjar, ada Khofifah Indar Parawansa dan Ridwan Kamil (Ketua Golkar, Gubernur Jawa Barat). Keduanya dinilai masing-masig bisa memperkuat basis pemilu di Jawa Timur dan Jawa Barat.
“Untuk tambahan dukungan di Jawa Barat atau Jawa Timur mengemuka dua tokoh. Khofifah Indar Parawansa untuk di Jawa Timur. Ridwan Kamil (Kang Emil) untuk di Jawa Barat”.
Sedangkan untuk isu ekonomi, LSI Denny JA menyorongkan tiga nama bagi Ganjar, yakni Erick Thohir, Sandiaga Uno (Politikus PPP dan Menparekraf), dan Airlangga Hartarto.
Ganjar juga dianggap perlu mencari cawapres dari kelompok NU. Namun, LSI Denny JA tak mengungkap beberapa nama tersebut.
Selain survei kuantitatif, LSI Denny JA juga melakukan penelitian kualitatif untuk mencari penyebab gap selisih elektabilitas di antara dua nama itu. Penelitian dilakukan mulai dari focus grup discussion, analisa media, wawancara, hingga penilaian pakar atau ahli.
Sementara dalam survei kuantitatif mereka, Prabowo unggul dalam simulasi duel dengan Ganjar. Elektabilitas Prabowo (52 persen) unggul dengan selisih 10,4 persen dari Ganjar (41,6 persen).
LSI Denny JA mengungkap alasan tak menyertakan Anies dalam survei capres kali ini karena selalu berada di urutan ketiga. Ia menyebut pihaknya lewat simulasi survei kali ini ingin memotret berbagai segmen dari dua capres terkuat bagi Prabowo dan Ganjar.
“Pasti muncul pertanyaan kenapa Anies tidak dimasukkan. Ini pertanyaan penting. Tapi salah satunya Anies kebetulan dalam setahun terakhir juga konsisten tapi di konsisten di nomor tiga,” kata peneliti LSI Denny JA, Hanggoro dalam paparannya, Senin (31/7).
Berbeda dengan temuan LSI Denny JA, pada hasil survei SMRC yang dirilis 13 Juli lalu mengungkap ternyata elektabilitas Prabowo (59 persen) berada di bawah Anies Baswedan (61 persen) dan Ganjar Pranowo (73 persen).
Sementara itu pada hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada 23 Juli lalu dari simulasi 34 nama semi terbuka.Prabowo unggul dengan perolehan 31,6 persen. Unggul tipis dari Ganjar dengan 31,4 persen, dan Anies 17,6 persen. Kemudian dari simulasi tiga nama, Prabowo unggul dengan perolehan 36,8 persen, disusul Ganjar 35,7 persen, dan Anies 21,5 persen.
(Editor: Tim/Red. Ampera News.com)