Palembang-(ampera-news)- Flyover atau jembatan layang Simpang Sekip, Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) ditargetkan beroperasi awal tahun 2024. Warga sudah bisa mengaspal di jalan tersebut bulan Februari.
Pj Gubernur Sumatra Selatan Agus Fantoni, mengatakan rencananya pembangunan flyover Simpang Sekip akan selesai bulan April. Namun, Februari dijadwalkan sudah bisa soft launching.
“Kami minta tolong kepada masyarakat dan stakeholder yang ada untuk mendukung agar pembangunan flyover ini bisa selesai tepat waktu dan bisa segera di manfaatkan,” ujarnya, Selasa (14/11/2023).
Agus menuturkan pembangunan proyek flyover sejauh ini tidak ada kendala. Untuk saat ini pembangunan sudah 72 persen, Desember nanti diperkirakan 87 persen.
“April 2024 sudah 100 persen. Jadi mohon doanya agar proyek ini lancar sampai akhir,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BBPJN V Palembang, Hardy Siahaan mengatakan, Saat ini progres pembangunan flyover simpang sekip hingga November ini sudah 72,43 persen dengan waktu perkiraan selesai 29 April 2024.
“Namun kita lakukan percepatan sehingga Februari 2024 bakal soft launching dan bisa digunakan terbatas sambil finishing di bulan April,” tuturnya.
Dikatakan Hardy, operasional jembatan layang saat bulan Februari masih terbatas. Artinya belum bisa beroperasi 24 jam lantaran masih dalam proses penyempurnaan.
“Mungkin saat operasional terbatas belum bisa 24 jam, dan hanya terbatas saja,” katanya.
Menurut Hardy, proyek dengan pendanaan APBN dengan anggaran Rp168 miliar tersebut, untuk saat ini memasuki tahap pengerjaan bagian atas.
“Struktur atas akan diselesaikan akhir Desember. kemudian pengerjaan lantai, marka, pembatas, trotoar, hingga landscape dibawah. Mudah – mudahan dari target akhir April 2024 itu dapat selesai lebih cepat,”harapnya.
Masih dikatakan Hardy, walaupun proses pengerjaan flyover yang dibangun di Jalan Basuki Rahmat sampai ke Jalan R. Soekamto itu dimulai sejak 2021-2022 pembebasan lahan melalui pemerintah provinsi Sumatra selatan dan pemerintah Kota Palembang ini ada keterlambatan dari target tapi dengan dilakukan percepatan, keterlambatan bisa diminimalisir.
“Target Desember selesai, tapi ya memang mundur karena kendala Pembebasan lahan terlambat 6 bulan, tetapi kita lakukan percepatan sehingga mundurnya hanya 3-4 bulan saja,”katanya.
Mengenai kendala, lanjut Hardy sejauh ini cukup lancar, baik itu cuaca kondisi masih mendukung dan baik untuk utilitas juga sudah di selesaikan.
“Untuk lalin sebelum pelaksanaan kita sudah siapkan rekayasa jalan sehingga tidak mengganggu lalin selama proses pengerjaan berlangsung,” pungkasnya.