Jakarta-(ampera-news.com) – Juru bicara Anies Baswedan Sulfikar Amir menegaskan, walaupun tujuannya baik, yakni untuk melakukan pemerataan pembangunan yang selama ini masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, tapi proyek IKN memiliki cacat logika.
“Karena pemindahan dan pembangunan ibu kota baru dari Jakarta ke Kalimantan Timur hanya memindahkan titik konsentrasi pembangunan, dan tidak akan memicu pertumbuhan di seluruh wilayah Indonesia,” kata Sulfikar, Rabu (22/11/2023).
Dari pengalaman negara-negara maju di dunia, lanjutnya, pemerataan pembangunan tidak berkorelasi dengan lokasi ibu kota. Karena itu dianggapnya bukan membangun ibu kota baru yang mestinya dilakukan, tetapi membangun kota-kota yang sudah ada diseluruh Indonesia.
Sebelumnya dalam acara dialog terbuka Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Anies menegaskan pembangunan IKN tidak akan menghasilkan pemerataan. Justru membuat ketimpangan dengan daerah sekitarnya, Rabu (22/11/2023).
Dewan Pakar Timnas AMIN ini menjelaskan, program ini yang akan dilakukan AMIN. Strategi pemerataan yang akan dilakukan melalui pembangunan setidaknya 14 kota di Indonesia.
Kota kecil ini, ujarnya, akan dibangun menjadi kota menengah, dan kota menengah akan dibangun menjadi kota besar. Misalnya Medan, Palembang, Lampung, Banjarmasin, Makassar, Manado, dan sebagainya.
“Jadi kota-kota ini akan menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru yang akan mendorong aktivitas ekonomi secara masif dalam skala nasional,” tuturnya.
Pembangunan urban ini, lanjut dia, mencakup tiga infrastruktur, yakni transportasi publik, sistem pengelolaan air, dan perumahan.
Sulfikar menambahkan, pembangunan perkotaan seluruh Indonesia ini akan diselaraskan dengan program reindustrialisasi. Pemerintah AMIN akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penguatan sektor industri manufaktur di wilayah urban seluruh Indonesia.
“Industri yang akan dibangun adalah sektor yang menciptakan jutaan lapangan pekerjaan, seperti tekstil dan garmen, pengolahan makanan, produk elektronik, peralatan rumah tangga, dan sebagainya, yang saat ini masih banyak yang kita impor,” ujarnya.