Palembang (Ampera-News.com) – Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengajak generasi muda untuk berperan aktif dan kritis dalam menyikapi Pemilihan Umum Serentak 2024. Namun, ia juga menekankan pentingnya menjaga etika dalam berpendapat serta menghindari penyebaran hoaks dan fitnah.
“Kita boleh mengkritik, tetapi tetap harus menjaga kesantunan. Tidak boleh melontarkan ujaran kebencian, caci maki, atau merendahkan orang lain. Di sekolah dan kampus kita diajarkan untuk menyampaikan kritik secara substansial dengan cara yang baik,” tegas Budi Arie saat berbicara dalam Diskusi “Demi Indonesia Cerdas Memilih” di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (22/07/2024).
Menkominfo menambahkan bahwa generasi muda memiliki hak untuk tidak setuju dengan kebijakan pemerintah. Namun, ia mengingatkan empat hal yang harus dihindari, baik dalam dunia nyata maupun di ruang digital: hoaks, fitnah, ujaran kebencian, dan merendahkan martabat orang lain.
“Jika tidak setuju dengan pembangunan, misalnya proyek jalan tol Palembang-Jambi, boleh dikritik. Mungkin ada yang lebih memilih rel kereta. Silakan debat, demokrasi membuka ruang untuk perbedaan pendapat,” jelasnya.
Menteri Budi Arie juga mengingatkan bahwa perkembangan teknologi digital membuat segala informasi menyebar sangat cepat. Oleh karena itu, ia mengajak siswa dan generasi muda di Sumatera Selatan untuk tetap menjaga suasana yang kondusif, terutama menjelang Pemilu 2024. Menurutnya, Pemilu harus menjadi ajang demokrasi yang damai, jujur, dan adil.
“Saat ini, informasi bergerak sangat cepat dan bisa dengan mudah menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan ke dunia. Kita harus bekerja sama menjaga agar Pemilu 2024 tetap damai dan kondusif,” ujar Budi Arie.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengimbau agar masyarakat, khususnya generasi muda, memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan bijak. Menkominfo menekankan pentingnya mempertimbangkan rekam jejak, visi-misi, serta gagasan para calon untuk masa depan Indonesia.
“Semua kandidat adalah putra terbaik bangsa. Yang terpenting adalah cerdas dalam memilih Capres dan Cawapres yang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih maju dan menyejahterakan rakyat,” imbuhnya.
Diskusi ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Rektor Universitas Sriwijaya Taufiq Marwa, Pj. Gubernur Sumsel Agus Fatoni, Pj. Walikota Palembang Ratu Dewa, Komandan Korem 004/Gapo Brigjen TNI Muhammad Thohir, serta Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal A. Rachmad Wibowo.(Bintang)