CIANJUR, (Ampera-News.com) – Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terus berupaya membantu warganya yang terdampak bencana hidrometeorologi. Salah satu langkah signifikan yang diambil adalah rencana pengajuan bantuan stimulan untuk perbaikan rumah rusak akibat banjir, longsor, dan pergerakan tanah yang melanda kawasan tersebut. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Asep Kusmana Wijaya, menyatakan bahwa proses validasi data di lapangan tengah berlangsung untuk memastikan jumlah penerima bantuan.
“Setelah validasi selesai, kami akan membuat surat keputusan (SK) untuk diajukan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dengan ini, kami berharap bantuan perbaikan rumah bisa segera terealisasi,” ungkap Asep saat ditemui di kantornya pada Rabu (18/12/2024) petang.Menurut Asep, bantuan yang diajukan akan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat kerusakan rumah warga. Rumah dengan kerusakan berat diusulkan mendapatkan bantuan sebesar Rp 60 juta per unit. Sementara itu, kategori rusak sedang diusulkan mendapatkan Rp 30 juta, dan rusak ringan sebesar Rp 15 juta.
Data terakhir BPBD Cianjur menunjukkan bahwa 3.513 unit rumah terdampak bencana. Dari jumlah tersebut, 763 rumah mengalami kerusakan berat, 847 rusak sedang, dan 1.903 rusak ringan.Pemerintah Kabupaten Cianjur memperpanjang status tanggap darurat bencana hingga sepekan ke depan di 15 dari total 18 kecamatan terdampak. Langkah ini diambil untuk memastikan penanganan bencana dapat dilakukan secara optimal, termasuk penyaluran bantuan logistik ke wilayah-wilayah terdampak.
Namun, tiga kecamatan, yakni Cikalongkulon, Cibeber, dan Cilaku, telah memasuki masa transisi pascabencana. “Ketiga wilayah tersebut kini beralih status, karena kondisi sudah mulai pulih dan penanganan darurat tidak lagi diperlukan,” jelas Asep.
Meski masih dalam masa tanggap darurat, warga terdampak bencana mulai kembali menjalani aktivitas sehari-hari, seperti bertani, berkebun, dan berdagang. Pemerintah daerah juga terus menyalurkan bantuan logistik ke kantong-kantong pengungsian dan wilayah yang sulit dijangkau.Bencana yang terjadi pada Rabu (4/12/2024) ini mengakibatkan dampak besar, termasuk banjir, longsor, pergerakan tanah, dan amblesnya ruas jalan. Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Cianjur, bencana melanda di 27 titik yang tersebar di 17 kecamatan, di antaranya Kadupandak, Cijati, Tanggeung, Agrabinta, Sindangbarang, dan Leles.
“Ruas jalan yang tertimbun material longsor dan ambles sempat melumpuhkan akses di beberapa wilayah, namun saat ini sebagian besar sudah mulai pulih berkat kerja sama berbagai pihak,” tambah Asep.Asep Kusmana Wijaya menekankan bahwa kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat adalah kunci dalam pemulihan pascabencana. Ia berharap dengan bantuan stimulan yang diajukan, masyarakat terdampak dapat segera memperbaiki rumah mereka dan kembali hidup normal.
“Kami optimis, dengan dukungan dari berbagai pihak, penanganan bencana ini dapat berjalan efektif dan bermanfaat bagi masyarakat Cianjur,” tutupnya.Langkah konkret Pemkab Cianjur dalam menangani dampak bencana hidrometeorologi ini menunjukkan komitmen mereka terhadap kesejahteraan warganya. Dengan bantuan stimulan yang direncanakan, diharapkan masyarakat dapat segera bangkit dari keterpurukan dan membangun kembali kehidupan yang lebih baik. (red)