Pringsewu,(www.Ampera-News.Com)-
Pj,Bupati Pringsewu, Dr. Hi Marindo Kurniawan, S.T., M.M., menyambut baik penyerahan naskah kuno sejarah Bumi Jejama. Ia menilai dokumen bersejarah ini sebagai warisan yang tak ternilai yang tentunya dapat menjadi bahan pembelajaran penting bagi generasi muda untuk mengenal cikal bakal Kabupaten Pringsewu.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas penyerahan naskah kuno ini. Harapannya, semakin banyak lagi naskah kuno tentang sejarah Pringsewu yang bisa ditemukan dan dilestarikan,” ujar Marindo, Rabu (18/12/2024).
Marindo juga menekankan pentingnya menjaga harmoni di Pringsewu, yang dikenal dengan keunikannya sebagai daerah tempat penduduk asli dan pendatang hidup berdampingan secara damai. “Tidak ada lagi istilah penduduk asli atau pendatang, semuanya adalah warga kabupaten Pringsewu. Semangat persatuan ini harus terus kita rawat,” tegasnya.
Diserahkan kepada Pemkab arsip Sejarah Tiuh Margakarya
Penyerahan naskah kuno ini dilakukan pada Selasa (17/12) di Sesat Kencana Agung, Pekon Margakaya, Kecamatan Pringsewu. Arsip berupa manuskrip kuno beraksara Lampung, yang merupakan koleksi keluarga Zulkifli Yunus dan Hazairin, diserahkan secara simbolis kepada Lembaga Kearsipan Daerah Kabupaten Pringsewu.
Penandatanganan naskah serah terima dilakukan antara pemilik naskah dengan Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pringsewu, Hipni. Pj Bupati diwakili oleh Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Titik Puji Lestari, yang menyampaikan apresiasinya terhadap upaya pelestarian sejarah ini.
“Pelestarian arsip kuno adalah tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. Hal ini menjadi bagian penting dalam menjaga memori kolektif bangsa, sekaligus memastikan dokumen-dokumen berharga ini dapat dimanfaatkan untuk generasi mendatang,” ujar Titik.
Plt Kadis Perpustakaan dan Kearsipan, Hipni, menambahkan bahwa arsip yang disimpan di Lembaga Kearsipan Daerah memiliki nilai guna tinggi. Arsip tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang perjalanan sejarah masa lalu, situasi saat ini, hingga menjadi referensi di masa depan.
“Penyelamatan arsip sejarah ini dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, sehingga arsip-arsip ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat,” jelas Hipni.
Kampung Tertua di Pringsewu,Tiuh Margakarya.
Tokoh masyarakat Tiuh Margakaya, Bastari Nuh Suntan Pilihan, mengungkapkan bahwa Tiuh Margakaya merupakan kampung tertua di Pringsewu. Berdiri sejak tahun 1738, kampung ini dihuni oleh masyarakat Lampung Pubian dengan adat Pepadun.
“Awalnya, Tiuh Margakaya terdiri dari empat kebuayan: Buay Manik, Buay Gunung, Buay Nyukhang, dan Buay Selagai. Namun pada 2017, kebuayan bertambah menjadi enam dengan hadirnya Buay Pemuka Senima dan Buay Halam Bawak,” ujar Bastari.
Untuk Kesepannya
Acara penyerahan ini turut dihadiri Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Pringsewu, Agus Irwanto, tokoh adat, tokoh agama, camat, serta masyarakat setempat. Penyerahan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mendorong pelestarian sejarah dan budaya Kabupaten Pringsewu.
Dengan penyerahan arsip kuno ini, Pemkab Pringsewu dan masyarakat setempat berharap generasi mendatang dapat terus menghargai, melindungi, dan memanfaatkan sejarah sebagai pijakan membangun masa depan yang lebih baik.
Herman