Gaza City (Ampera-News.com) — Situasi di Jalur Gaza kian memanas. Sedikitnya 22 orang dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel pada Rabu (8/1/2024) waktu setempat, melanjutkan rentetan serangan mematikan yang menargetkan wilayah tersebut. Konflik ini terjadi di tengah upaya intensif para mediator internasional, seperti Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir, untuk mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Petugas medis Palestina melaporkan bahwa salah satu serangan udara Israel menghantam gedung bertingkat di area Sheikh Radwan, Gaza City, yang menewaskan sedikitnya 10 orang. Serangan lainnya dilaporkan terjadi di area pinggiran Zeitoun, merenggut lima nyawa.
Tidak hanya itu, kota Deir Al-Balah, yang menjadi tempat perlindungan bagi ratusan ribu pengungsi Palestina, juga menjadi sasaran. Tiga orang dilaporkan tewas di wilayah ini akibat serangan udara Israel. Di Jabalia, serangan udara lainnya menyebabkan empat korban jiwa. Wilayah ini telah menjadi pusat operasi militer Israel selama lebih dari tiga minggu terakhir.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa rentetan serangan yang terjadi sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 45.936 orang dan melukai 109.274 lainnya. Serangan terus berlanjut tanpa jeda, menambah daftar panjang korban jiwa, termasuk wanita dan anak-anak.
Sehari sebelum serangan terbaru, pada Rabu (8/1/2024), situasi di Gaza juga mencekam. Sedikitnya 24 warga Palestina tewas, termasuk 18 orang di area Mawasi, Khan Younis, ketika dua serangan udara menghantam tenda-tenda pengungsian. Para korban termasuk wanita dan anak-anak, meningkatkan keprihatinan internasional atas eskalasi konflik ini.
Sementara serangan terus berlanjut, upaya diplomatik dari para mediator internasional semakin intensif. AS, Qatar, dan Mesir disebut-sebut memimpin negosiasi paling serius dalam beberapa bulan terakhir untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Salah satu sumber yang memahami jalannya negosiasi menyebut bahwa meskipun ada kemajuan, belum ada kesepakatan yang final. “Segalanya menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya, namun belum ada kesepakatan,” ujar sumber tersebut kepada Reuters.
Pemerintahan Presiden Joe Biden, yang mendekati akhir masa jabatannya, disebutkan ingin mencapai kesepakatan sebelum pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari mendatang. Pelantikan ini dianggap sebagai tenggat waktu tidak resmi bagi banyak pihak di kawasan untuk mencari solusi konflik.
Jalur Gaza telah menjadi pusat krisis kemanusiaan selama bertahun-tahun. Serangan terbaru ini hanya menambah penderitaan bagi warga Palestina yang telah lama menghadapi blokade, kekurangan pasokan dasar, dan infrastruktur yang hancur. Dengan meningkatnya jumlah korban sipil, seruan internasional untuk penghentian kekerasan semakin keras.
Saat dunia menyaksikan dengan cemas, harapan tertuju pada keberhasilan diplomasi internasional. Banyak yang berharap gencatan senjata dapat segera tercapai, sehingga mengakhiri siklus kekerasan yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir.
Namun, hingga saat ini, dengan serangan udara yang terus berlanjut, gencatan senjata tampaknya masih menjadi jalan panjang. Keberhasilan perundingan akan menjadi kunci untuk mengakhiri konflik yang telah merenggut puluhan ribu nyawa dan menyebabkan luka mendalam bagi masyarakat Gaza. (red)