Bandung, Ampera-News.Com – Meninggalkan rumah selama 9 hari, gadis cantik asal Kota Bandung Syifa Aafiyah (18) berhasil ditemukan tim Subdit 1 Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (11/6) lalu.
“Korban (Syifa) ditemukan di sebuah rumah kontrakan di Kabupaten Garut,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga Waskitoroso saat dikonfirmasi, Jumat (12/6) kemarin.
Pihaknya memastikan Syifa tinggal sendirian di kontrakan tersebut. “Dia ngontrak sendiri,” ujarnya.
Erlangga mengungkapkan Syifa minggat dari rumah karena ada masalah dengan orang tuanya. “Terkait keluar rumah, ada permasalahan keluarga dengan pihak ibunya. Perlu kita dalami apa yang jadi masalah dan keluhan Syifa,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kondisi Syifa saat ini sudah sehat. Namun harus dilakukan assessment. “Kondisi saat ini, dalam jasmani sehat. Namun perlu dilakukan assessment,” tambahnya.
Saat ini, Syifa akan dilakukan assessment terlebih dahulu oleh unit perlindungan anak Pemerintah Provinsi Jabar.
“Kita ada P2TP2A dinas provinsi Jabar yang sementara menjembatani permasalahan. Karena dia ada masalah dengan ibunya. Nanti setelah assessment,” kata Erlangga.
Permasalahan inilah yang memicu Syifa pergi dari rumah pada Rabu (3/6) lalu. Menurut Erlangga, Syifa memang sudah berniat untuk pergi dari rumah. “Ya sudah ada niatan memang untuk pergi dari rumah,” katanya.
Ketua UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AKB Anjar Yusdinar menuturkan, Syifa sudah berada di Rumah Aman untuk korban kekerasan yang dikelola DP3AKB.
“Jadi gini terkait dengan klien ini atau korban Syifa ini kami menerimanya itu dari Polda Jabar, jadi memang yang mencari dan menerima itu pihak Polda Jabar, Saat ini kami melakukan pendalaman kasus, Polda Jabar bekerjasama dengan kami, untuk melihat penyebab Syifa ini kabur dari rumah,” ujar Anjar.
Anjar menuturkan, pemeriksaan akan melibatkan tim psikologis untuk menguak motif Syifa. Santer beredar kabar, Syifa memiliki sedikit permasalahan dengan orang tuanya.
“Kami juga sedang mencari tahu itu, siapa tahu ada hal yang diterima Syifa dalam bentuk kekerasan fisik atau non-fisik, kami pelajari dulu sebelum kita memutuskan treatment-nya seperti apa,” kata Anjar. (Red)