Bandar Lampung-(Ampera-News.Com)— MNA (2,5), bocah laki-laki yang terjatuh dan terseret arus di saluran air dekat rumahnya di Perumahan Griya Kencana, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung, belum ditemukan hingga Selasa (9/1/2024). Tim SAR gabungan memperluas wilayah pencarian hingga ke daerah tetangga di Lampung Selatan.
Korban hanyut pada Senin (8/1/2023) sekitar pukul 15.00. Saat itu, MNA yang sedang bermain di halaman rumah ketika hujan deras terpeleset ke saluran air dan hanyut.
Kasus seperti ini bukan yang pertama di Lampung. Dari catatan Kompas, empat anak meninggal karena tercebur dan terseret arus di saluran air dalam empat tahun terakhir.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandar Lampung Antoni Irawan mengatakan, sejak Senin, petugas sudah menyisir area perumahan. Karena korban belum ditemukan, pencarian akan dilakukan hingga rawa dan parit di Natar, Lampung Selatan.
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban hanyut di Bandar Lampung, Senin (8/1/2024) ma
Bandar Lampung-(Ampera-News.Com)- MNA (2,5), bocah laki-laki yang terjatuh dan terseret arus di saluran air dekat rumahnya di Perumahan Griya Kencana, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung, belum ditemukan hingga Selasa (9/1/2024). Tim SAR gabungan memperluas wilayah pencarian hingga ke daerah tetangga di Lampung Selatan.
Korban hanyut pada Senin (8/1/2023) sekitar pukul 15.00. Saat itu, MNA yang sedang bermain di halaman rumah ketika hujan deras terpeleset ke saluran air dan hanyut.
Kasus seperti ini bukan yang pertama di Lampung. Dari catatan Kompas, empat anak meninggal karena tercebur dan terseret arus di saluran air dalam empat tahun terakhir.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandar Lampung Antoni Irawan mengatakan, sejak Senin, petugas sudah menyisir area perumahan. Karena korban belum ditemukan, pencarian akan dilakukan hingga rawa dan parit di Natar, Lampung Selatan.
Menurut Antoni, 84 personel gabungan dikerahkan untuk mencari korban. Mereka terdiri dari Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Bandar Lampung, Basarnas Lampung, TNI, dan Polri. Masyarakat sekitar juga turut membantu mencari korban.
”Kami menyusuri parit-parit, memasang jaring, dan membersihkan sampah yang menumpuk di saluran air. Mudah-mudahan korban bisa segera ditemukan,” kata Antoni.
Sejauh ini sejumlah tantangan muncul saat pencarian. Selain masih hujan deras, debit air di saluran air juga tinggi. Saluran itu juga dipenuhi ilalang.
Kepala Kantor Basarnas Lampung Deden Ridwansah menuturkan, tim pencarian dibagi menjadi enam regu untuk menyisir dua lokasi. Lokasi pertama adalah saluran air hingga daerah hilir. Sementara lokasi kedua adalah parit-parit dan rawa.
Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana mengimbau masyarakat meningkatkan pengawasan terhadap anak saat bermain di luar rumah, terlebih pada musim hujan. Hujan deras dapat membuat drainase dan sungai meluap dengan cepat sehingga rentan membahayakan.
”Anak-anak rentan terpeleset dan tercebur di saluran air yang cukup dalam saat bermain air hujan tanpa pengawasan orangtua,” kata Eva.
Ke depan, Eva akan memanggil dinas terkait untuk mengelola lebih baik drainase di Bandar Lampung. Ia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi.