Bangka Barat, (Ampera-news.com) – SPBU 24.333.161 Kec. Tempilang, Kab. Bangka Barat, Prov. Bangka Belitung diduga kuat melayani pengerit BBM jenis pertalite dan dengan sengaja melakukan pengisian lebih dari 100 ribu rupiah ke konsumen pengendara roda dua. Anehnya, operator nozel mengisi dua kali (100 ribu+100 ribu) untuk satu unit kendaraan bermotor roda dua dalam satu kali pengisian.
Berdasarkan hasil investigasi tim media di lokasi SPBU 24.333.161, terlihat ada sejumlah kendaraan roda dua tanpa plat nomor polisi menggunakan tangki yang sudah dimodifikasi ikut antrian untuk mengisi BBM. Mirisnya, salah satu operator di SPBU tersebut melontarkan kata-kata yang kurang berkenan saat diwawancarai.
“Kita ini tidak hitam dan putih, nih Desa nih. Kalau hanya mengharapkan umum maklumlah pak, minyak ini mana akan habis. Supaya lebih jelas, silahkan saja hubungi Santo selaku kuasa di sini,” ucapnya dengan nada ketus. Kamis (25/04/24) siang.
Tak selang berapa lama setelah tim media wawancarai operator SPBU, kendaraan langsung sepi dan dengan sigapnya pihak SPBU memasang tulisan “Bahan Bakar Minyak Pertalite Sedang Dalam Pengiriman” di depan pintu masuk SPBU.
Namun sangat disayangkan, hingga kini Santo selaku kuasa SPPBU 24.333.161 tidak membalas konfirmasi via whatsapp dan enggan mengangkat telepon dari tim media. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar atas tindak tanduk pihak SPBU karena patut dicurigai adanya unsur dugaan kesengajaan dan kerjasama dengan pengerit BBM jenis pertalite. Dengan demikian, sangatlah penuh sandiwara dan teka-teki yang dilakukan oleh para pegawai SPBU tersebut.
Ironisnya, pegawai SPBU harus beratitude baik dan tidak boleh menggunakan handphone (HP) di dekat nozel ketika sedang bekerja. Kendati sudah ada anjuran seperti itu, seorang perempuan salah satu pegawai SPBU 24.333.161 berseragam hitam, malah mengambil foto tim media menggunakan HP miliknya dari sebelah nozel pengisian BBM untuk konsumen.
Dalam menyikapi hal ini, pihak pertamina dan aparatur penegak hukum (APH) diminta harus jeli untuk menertibkan SPBU yang masih melayani pengerit. Dikhawatirkan sangat berdampak pada konsumen umum yang ingin melakukan pengisian BBM. Terkhususnya di SPBU 24.333.161, karena diduga kuat kongkalingkong dengan pihak pengerit BBM.
Padahal setiap area SPBU terdapat beberapa titik CCTV yang bisa merekam semua pergerakan aktivitas. Maka dari itu, pengawasan dari APH dan Pertamina dapat memastikan sebuah pembuktian dari hasil rekaman CCTV apabila pihak SPBU tidak melayani pengerit BBM jenis pertalite.
(Hans)
Discussion about this post