LAMPUNG TENGAH – Ampera-News.com – Selasa 23 April 2019. Bermacam cara dilakukan oleh pemerintah agar dana BOS dapat digunakan dengan baik dan benar, mulai dari juklak/juknis sebagai acuan pelaksanaan, sampai pengawasan yang ketat.
Namun hal itu tidak menjadi penghalang bagi MS (59) selaku Kepala SMKS AL HIKMAH untuk melakukan aksinya, guna untuk mendapatkan keuntungan pribadi, mulai dari adanya DUGAAN MARK-UP murid di tahun 2017/2018 sebanyak 41 Murid.
Dengan dibantu  Oknum Operator Sekolah, MI terlihat pada saat kenaikan kelas maka murid Kelas 7 dan kelas 7 akan berkurang sampai 30 murid per kelasnya, pada semester 2 tahun ajaran 2017/2018 jumlah murid kelas 7 adalah 255 murid saat naik ke kelas 8 murid berkurang menjadi 250 murid, sedangkan kelas 8 berjumlah 210 Murid saat kenaikan ke kelas 9 menjadi 174 murid, maka jumlah murid yang hilang adalah 41 Murid.
Tidak hanya sampai disitu saja, Dana BOS yang dicairkan oleh MS dan Bendahara BOS Sekolah AL HIKMAH pada triwulan 3 dan 4 mencapai Rp 198.240.000,. Terhitung jumlah murid adalah 708 Murid dalam hitungan 1 triwulan, padahal di semester 1 Jumlah Murid adalah 669 Murid, ada kelebihan murid sejumlah 39 murid di × 2 = 78 murid.
Kelebihan murid tersebut seharusnya diperhitungkan pada akhir tahun, akan tetapi sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi di SMKS AL HIKMAH Kalirejo, terhitung dana tersebut mencapai Ratusan Juta Rupiah yang DIDUGA DI TILEP oleh Sang Kepsek tersebut.
Saat dimintai keterangan baru-baru ini, Kepsek MS bersama Operator MI awalnya berkilah dan mengatakan bahwa dana BOS yang mereka terima sesuai dengan jumlah Murid yang ada.
Setelah di jelaskan dengan rinci oleh awak media dan Ketua Lembaga LPI TIPIKOR PUSAT, akhirnya MS membenarkan bahwa dana BOS yang diterimanya lebih dari batas hitungan Murid yang ada.
Atas kejadian ini kami menghimbau kepada pemerintah khususnya kepada kementrian Pendidikan dan Kebudayaan agar dapat meninjau kembali Penyaluran dana BOS, dan lebih ketat lagi dalam pengawasan terkait jumlah murid di masing-masing Sekolah, agar tidak tumpang tindih. (Abd)