Bangka (Ampera-News.com) – Terkait aksi demo senin (5/4) kemarin yang dilakukan ratusan nelayan di depan kantor PT Timah agar mencabut semua SPK PT Timah yang beraktivitas di kawasan laut dan menghentikan tambang ilegal, maka sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) , Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menyikapi dan mengadakan “aksi petisi tanda tangan dukungan pertambangan timah”, aksi tersebut digelar di depan pintu masuk PT Dok dan perkapan Air Kantung (DAK) sungailiat Provinsi Bangka Belitung, selasa (6/421) sore.
Pada saat aksi, mereka menyerukan agar penambangan di Bangka Belitung tetap jalan sesuai dengan aturan yang ada, karena aspek mata pencaharian masyarakat di Babel ini kebanyakan penambang timah, maka dari itu harus memikirkan dampak yang akan terjadi di kemudian hari.
“Kami dukung pertambangan yang sudah sesuai dengan aturan agar tetap mengadakan aktivitas penambangan, karena penduduk pribumi Bangka Belitung mayoritasnya penambang”, teriak salah satu pengikut aksi.
Diwaktu yang sama Ratno Daeng selaku koordinator aksi mengatakan, menyikapi aksi massa yang demo menolak penambangan sangatlah tidak elok.
“Dasarnya penambangan yang ada
ini adalah sebagai salah satu penopang perekonomian di Bangka Belitung, jika tambang sampai ditutup maka hancurlah perekonomian di Babel ini”, ujar ratno saat diwawancarai awak media.
Ia juga menambahkan, kami mendukung PT Timah sebagai perusahaan BUMN untuk menjalankan fungsinya mengelola sumber daya alam kita yaitu Timah.
“PT Timah adalah perusahaan negara untuk mengatur dan mengeksploitasi pertambangan timah yang berkontribusi buat negara dan daerah kita, terlepas dari itu PT Timah masih dibutuhkan oleh masyarakat Bangka Belitung”, imbuh ratno.
Saat disinggung mengenai yang tanda tangan petisi dari mana saja, ratnopun menjawab bahwa yang ikut menanda tangani petisi ini dari beberapa kelompok LSM, Ormas dan OKP serta Tokoh Masyarakat.
“Yang ikut tanda tangan petisi ini terdiri dari beberapa kelompok LSM, Ormas, dan OKP bahkan ada juga beberapa tokoh masyarakat serta termasuk nelayan yang masih peduli terhadap penambangan di Bangka Belitung”, jawabnya.
Penolakan pertambangan yang demo di Pangkal Pinang Kemaren tidak tertotalitas nelayan, Nelayan Parit Pekir, Nelayan 2 Sungailiat tidak ikut Demo penolakan tambang.
“Tidak semua nelayan yang ikut Demo di Pangkal Pinang kemarin, kita ambil contoh Nelayan 2 dan Nelayan Parit Pekir mereka tidak ikut aksi demo penolakan penambangan kemarin”, lanjut Ratno.
“kita berharap adanya penyeimbangan, bahwa pertambangan telah di atur dalam undang-undang”, tutupnya. (Een)
Discussion about this post