Palopo, Ampera-News.Com – Peristiwa penganiayaan oleh preman terhadap pengamen terjadi di Palopo, Sulawesi Selatan. Pengamen bernama Ariansyah (33) tewas, gegara masuk ‘lahan’ preman.
Kapolres Palopo AKBP Alfian Nurnas menuturkan, ribut-ribut antara korban dengan komplotan preman ini dipicu ketidaksukaan pelaku terhadap korban yang mengamen di wilayah mereka. Kasus ini diawali saat korban dan rekannya, Amar (22) sedang mengamen di lapangan tidak jauh dari Makodim Palopo, Jalan Dr Ratulangi, Palopo, sekitar pukul 23.30 Wita, Kamis (11/6).
Tiba-tiba komplotan preman yang berjumlah enam orang menyerang korban dan rekannya. Korban dihabisi menggunakan senjata tajam parang dan badik.
Polisi yang menerima laporan ada keributan langsung turun tangan ke lokasi. Di TKP, polisi menemukan empat parang serta tubuh korban yang berlumuran darah.
Ariansyah sempat dirawat intensif di rumah sakit. Namun nyawanya tak tertolong. Korban meninggal dunia kemarin subuh.
“Korban meninggal karena luka tikaman di perut sebelah kanan,” ujar Alfian saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (12/6/2020).
Sementara rekan korban, Amar, saat ini masih dirawat. Dari peristiwa ini, empat dari enam terduga pelaku berhasil ditangkap.
Awalnya, polisi lebih dulu mengamankan tiga preman yang diduga terlibat dalam penyerangan. Polisi belum menentukan status hukum mereka karena kasusnya masih diselidiki.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, pelaku mengaku tak suka dengan korban yang mengamen di wilayah pelaku.
“Pelaku tidak terima korban mengamen di sana, dugaan awalnya begitu, dikeroyok lah,” kata Alfian.
Di hari yang sama, polisi menangkap lagi preman keempat. Pelaku diketahui bernama Rama (16). Rama yang masih di bawah umur ini diringkus di rumahnya di Kota Palopo pukul 17.30 Wita. Sebilah badik milik pelaku juga diamankan.
“Kami tangkap di rumahnya, terus badiknya itu sempat dia buang, tapi kami temukan di semak-semak dekat rumahnya,” kata Alfian.
Alfian menyebut, Rama merupakan pelaku utama, yang menikam korban bernama Ariansyah (33) hingga tewas. Termasuk menikam korban bernama Amar (22), yang dirawat intensif di RS.
“Dialah yang menikam kedua korban. Yang lainnya kan ada yang saksi, ada yang ikut mengeroyok,” terang Alfian.
Dari pemeriksaan preman keempat ini, pelaku diketahui seorang residivis. Rama pernah terjerat kasus serupa yakni penganiayaan. Saat ini, polisi masih mengejar pelaku lain.
“Total pelaku sudah empat orang ketangkap, dua lagi masih dicari,” kata Alfian. (RLS/Red)
Discussion about this post