Jakarta, Ampera-News.Com – Kabar mengejutkan datang dari PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom. Ada kabar Co-founder sekaligus Presiden Bukalapak Muhammad Fajrin Rasyid masuk dalam kandidat direktur Telkom.
Sumber menyebutkan, Fajrin sudah diwawancarai oleh pihak Kementerian BUMN.
“Dia udah diwawancara sih sama pejabat-pejabat Kementerian BUMN,” katanya, Rabu (17/6/2020).
Dia menyebut, wawancara dilakukan pada pekan lalu. Soal adanya kandidat lain, ia mengaku tak tahu.
“Baru minggu lalu (wawancara),” katanya.
Saat dikonfirmasi, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian BUMN Alex Denni tak berkomentar banyak. Ia hanya meminta agar menunggu keputusan RUPS.
“Tunggu RUPS aja hari Jumat,” ujarnya.
Sementara, Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono mengatakan, Fajrin Rasyid saat ini masih menjabat sebagai Presiden Bukalapak. Intan belum berkomentar lebih jauh soal kabar tersebut.
“Yang kami bisa share adalah, hingga saat ini Pak Fajrin Rasyid masih menjadi Co-Founder & President Bukalapak ya,” katanya.
Erick Thohir pernah menyatakan akan memasukkan direksi di bawah usia 40 tahun di Telkom. Sementara, rapat umum pemegang saham (RUPS) Telkom akan digelar pada 19 Juni 2020.
“Nanti Telkom sendiri salah satu direksinya usianya di bawah 40 tahun seperti yang saya bilang,” kata Erick dalam live Instagram IDN Times, Sabtu lalu (13/6/2020).
Berdasarkan data Bukalapak, Fajrin merupakan salah satu pendiri dan saat ini menjabat presiden Bukalapak. Bukalapak sendiri merupakan platform e-commerce untuk UMKM.
Fajrin masih tergolong muda. Pria kelahiran 1986 ini sebelumnya bekerja sebagai konsultan di Boston Consulting Group (BCG) dengan pengalaman di berbagai industri besar termasuk layanan publik, keuangan, IT, otomotif, ritel, dan FMCG. Jika benar Fajrin jadi pilihan Erick Thohir, maka benar pula niatan Erick mengangkat direksi usia di bawah 40 tahun untuk menduduki posisi di Telkom.
Fajrin sendiri memperoleh gelar sarjana di bidang teknologi informasi dengan predikat summa cum laude dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian, ia bergabung dalam Stanford-Endeavor Innovation and Growth Program dari Stanford University dan Scaling Entrepreneurial Ventures Program dari Harvard University.(Rls/Red)
Discussion about this post