Foto: Yayasan pondok pesantren
Banyuasin, Sumsel-Ampera-News.com
Kembali dunia pendidikan di pondok pesantren tercoreng akibat ulah bejad seorang guru agama atau ustadz di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) yang dilakukan Pengasuh Pondok Pesantren Barokatul, Ulumin Najah di Desa Tirto sari Kecamatan Air kumbang kabupaten Banyuasin yang diduga telah mencabuli salah seorang murid atau santrinya.
Hal ini disampaikan oleh salah satu orang Kakak kandung wali santri berinisial (Fa) yang adiknya belajar di Ponpes tersebut yang memang membenarkan adanya dugaan peristiwa aib tersebut, Senin (2/10/2023).
Dirinya menjelaskan bahwa terduga pelaku berinisial T (Ustadz) memiliki perilaku menyimpang dan terbongkar usai orang tua korban atau wali santri memberanikan diri menyampaikan apa yang dialami anaknya, yaitu pelecehan seksual.
Akan tetapi sampai saat ini diperkirakan hanya ada satu anak yang diduga telah menjadi korban penyimpangan Seks guru atau ustadz tersebut. Dan yang berani melapor baru 1 orang tua wali santri.
“Tolong di garis bawahi, jika korbannya itu adalah santri yang diduga dicabuli sejak kelas 3 SMA dan berlangsung sudah 3 tahun lamanya,” katanya.
Dari pantauan di lokasi, pesantren dengan konsep Asrama pendidikan Islam (API) tersebut masih terlihat aktivitas maupun kegiatan belajar agama. Komplek pesantren yang berada di pinggir jalan itu tampak sepi dengan pintu utama tertutup rapat.
Dalam beberapa kesempatan pemerintah desa (pemdes) telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk menelusuri dugaan kasus tersebut. “Info dari masyarakat sampai ke aparat desa, Polres Banyuasin juga sudah datang menindaklanjuti permasalahan yang ini serta dalam tahap penyelidilikan,” jelasnya
Ketua Dpd Aliansi indonesia wilayah Sumsel. Syamsudin Djoesman, mengatakan Izin pendirian pondok pesantren akan kami laporkan ke Kanwil Kemenang Sumsel untuk dicabut, atas tindakan pencabulan yang dilakukan oleh pimpinan Ponpes. Jelas ini tindakan pidana, perbuatan tidak terpuji, mencoreng marwah Ponpes secara keseluruhan, dan menyebabkan dampak luar biasa bagi korban,” ujarnya. dalam keterangannya
Syamsudin juga siap memastikan pendampingan terhadap para santri akan dilakukan Kemenag. Ia menjamin hak para santri dapat diberikan dan tetap bisa melanjutkan pendidikannya.
Kami juga memberi perhatian pada kelanjutan pendidikan para santri. Mereka harus terus belajar. Kita berkoordinasi dengan Kanwil Kemenag Sumsel dan sejumlah pesantren lainnya,” katanya.
Selain itu, Syamsudin memastikan Kementerian Agama harus terus melakukan sejumlah langkah pencegahan dan upaya preventif agar peristiwa yang sama tidak terulang. Caranya dengan melakukan pembinaan dan sosialisasi pesantren ramah anak.”
Editor; Tim/Red Ampera News.com