TANGERANG – ( Ampera-News.com) Pemilik warung, Hermanto yang menjadi tempat korban dan pelaku berkunjung usai pulang sekolah membantah jika terjadi tindak kekerasan di sekitar warungnya.
Namun pemilik warung membenarkan bahwa korban dan pelaku sering berkunjung ke warung usai pulang sekolah. Menurutnya umumnya mereka hanya makan dan minum serta bercengkrama seperti biasa.’
Dirinya dengan tegas membantah jika telah terjadi tindak kekerasan di warungnya. Sebab aktivitas murid selalu dipantau dan jika terlihat sesuatu yang tidak benar maka akan segera ditegur atau dibubarkan.
Korban yang diketahui merupakan junior di sekolah tersebut harus menerima sejumlah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh para pelaku yang merupakan senior (kelas 12) agar bisa masuk ke dalam kelompok senior.
Diduga korban dipaksa melakukan sejumlah hal namun jika tidak dituruti maka akan diberikan hukuman fisik.
Sumber : Ampera.com