Ampera- News.Com, Penggunaan popok kain mungkin jarang dilirik oleh sebagian ibu lantaran dinilai tidak praktis. Padahal, popok kain justru menghemat pengeluaran karena bisa dicuci dan dipakai lagi. Selain itu, jenis popok ini juga dianggap lebih aman karena bebas dari bahan kimia yang bisa mengiritasi kulit bayi.
Popok kain harus dicuci dengan cara yang baik dan benar agar tetap awet serta bebas dari bakteri yang bisa menyebar ke kulit bayi. Betikut cara mencuci popok kain bisa dilakukan:
1. Memisahkan popok kain yang terdapat tinja dan tidak
Jangan mencampur popok kain yang terdapat tinja atau feses bayi dengan cucian lainnya. Hal ini untuk menghindari kontaminasi bakteri dari feses tersebut. Jadi sebaiknya, gunakan ember terpisah untuk mencuci popok kain yang ada fesesnya, ya, Bun.
Jika popok kain yang hanya terkena urine Si Kecil, Bunda bisa mencucinya bersama-sama dengan cucian lainnya.
2. Membuang feses pada popok kain
Sebelum dicuci dengan sabun, Bunda perlu membuang feses pada popok kain dengan cara menyiramnya sampai feses benar-benar hilang. Jika popok kain dilapisi dengan liner (lapisan tambahan) sekali pakai, Bunda hanya perlu mengangkat liner dari popok. Setelah itu, feses dari liner dapat dibuang ke toilet dan liner dibuang ke tempat sampah.
3. Merendam popok kain
Untuk membantu menghilangkan noda pada popok kain, Bunda bisa merendam popok selama beberapa jam sebelum mencucinya. Sebaiknya, rendam popok kain hanya dengan air saja, ya. Menambahkan detergen atau pemutih justru bisa merusak kain.
Namun, pastikan lagi bagaimana instruksi mencuci yang tertera pada label kain. Jika tertulis dry-pailing pada label, berarti popok kain tersebut tidak boleh direndam dengan air sebelum dicuci.
4. Mencuci popok dengan detergen
Mencuci popok kain bisa dilakukan menggunakan tangan ataupun dengan mesin cuci. Namun, popok kain yang terkena kotoran feses sebaiknya dicuci menggunakan tangan agar lebih bersih.
Jika menggunakan mesin cuci, Bunda bisa mengatur suhu air menjadi 60°C. Namun bila mencuci menggunakan tangan, Bunda bisa menambahkan air hangat ke dalam cucian, ya. Hal ini dilakukan untuk membasmi bakteri dan jamur yang mungkin saja menempel pada kain.
Hindari penggunaan deterjen yang mengandung pewangi untuk mengurangi risiko iritasi kulit pada Si Kecil. Bunda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan deterjen khusus bayi yang mengandung bahan dengan formulasi ringan.
Selain itu, sebaiknya hindari penggunaan pelembut kain saat mencuci popok bayi, ya. Pelembut kain memang dapat membuat popok kain menjadi lebih halus, namun bisa mengurangi daya serap kain. Selain itu, hindari pula penggunaan pemutih pakaian karena bisa mengiritasi kulit Si Kecil.
5. Bilas dan keringkan popok kain
Bilas popok kain minimal 2 kali agar sisa sabun benar-benar hilang. Setelah membilas, coba cek aroma popok. Bila masih ada aroma yang tidak sedap, ulangi mencuci popok kain dengan cara yang sama sampai bau tidak tercium lagi. Aroma popok kain yang tidak sedap pertanda masih ada bakteri yang bisa mengiritasi kulit Si Kecil.
Setelah popok kain sudah bersih dan tidak bau, jemurlah di bawah sinar matahari langsung. Sinar matahari dapat membunuh sisa-sisa bakteri pada kain yang mungkin masih menempel. Namun jika tidak memungkinkan, menjemur popok kain dengan mesin pengering atau di dalam ruangan juga tidak masalah.
mencuci popok kain bayi bisa dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali. Namun jangan sampai terlalu lama, karena popok bisa menimbulkan bau yang tidak sedap dan menjadi sarang bakteri. Pastikan jadwal mencuci sesuai dengan jumlah popok kain yang dimiliki, sehingga tidak akan kehabisan stok popok.
Memilih popok kain mungkin akan lebih nyaman untuk Si Kecil. Hal ini karena kain biasanya lebih lembut dibandingkan popok sekali pakai. Ditambah lagi, kulit bayi cenderung lebih sensitif dan rentan teriritasi dibandingkan dengan orang dewasa. (RLS:alodokter/Red)